Eksistensi Bentor Setelah Adanya Transportasi Online di Kota Banda Aceh
Keywords:
Bentor, Persepsi masyarakat, transportasi onlineAbstract
Public Perception of Bentor Drivers and Their Efforts to Maintain Existence Amid Online Transportation in Banda Aceh. The presence of transportation in daily life is undeniable; it has become a primary necessity, and employment in the transportation sector has emerged as an alternative means for individuals to sustain their livelihoods. This study aims to examine public perceptions of becak motor (bentor) drivers following the emergence of online transportation services in Banda Aceh and to explore the efforts made by bentor drivers to maintain their relevance in the industry. This research employs a qualitative field study approach, utilizing observation, interviews, and documentation as data collection techniques. The findings indicate that a portion of the public perceives bentor services as less accessible, as they primarily wait for passengers at designated stations, while online transportation is considered more efficient. In response, bentor drivers have undertaken various strategies to sustain their presence, including innovation, modifying the appearance of their vehicles, and enhancing service quality by actively seeking passengers in crowded areas.
Abstrak
Studi ini mengkaji keberadaan transportasi dalam kehidupan sehari-hari yang sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Selain itu, pekerjaan di bidang transportasi juga telah menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pekerja becak motor (bentor) setelah hadirnya transportasi online di Kota Banda Aceh, serta upaya yang dilakukan oleh para pengemudi bentor untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan lapangan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat berpersepsi bahwa bentor sulit ditemui karena pengemudi bentor biasanya hanya menunggu di pangkalan, sementara transportasi online dianggap lebih efektif. Untuk mempertahankan eksistensinya, para pengemudi bentor melakukan berbagai inovasi, seperti memodifikasi tampilan bentor dan memberikan pelayanan prima dengan mendatangi tempat-tempat keramaian.
References
Anas, Andi Fajar. 2017. “Pengendalian Becak Motor Sebagai Angkutan Umum Di Kota Makassar.” Makassar: Universitas Hasanuddin.
Arikunto, Suharsini. 2002. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.” In , 1. Yokyakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, S. 2017. “Persepsi Konsumen Atas Layanan Grab Car Di Surabaya.” Agora 5 (2).
Mulyana, Dedi. 2004. “Metodologi Penelitian Kualitatif.” In , 201. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Septanto, H. 2016. “Ekonomi Kreatif Dan Inovatif Berbasis TIK Ala Gojek Dan Grabbike.” Bina Insani ICT Journal 3 (1): 213–19.
Sulistyo Basuki. 2006. “Metode Penelitian.” In , 171. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Ulber Silalahi. 2009. “Metode Penelitian Sosial.” In , 313. Bandung: PT. Refika Aditama.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Sri Wahyuni

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.








